Asal-usul Paulus
Syaul atau lebih dikenal dengan Paulus. Nama Grieknya Paulos, sebenarnya dalam bahasa Griek tidak ada huruf syin (sy), maka namanya menjadi Saulos. Oleh karena arti dari nama Saulos adalah banci, maka dirubah dan lebih dikenal dengan Paulos. Dia adalah seorang Yahudi Diaspora yang merupakan keturunan suku Benyamin (salah seorang anak Nabi Syu’aib a.s.) yang berfikiran filsafat Yunani. Dia datang dari kota Tarsus, Kikilia.
Dari banyak literatur dikatakan bahwa kemungkinan Paulus masuk ke dalam lingkaran Nashrani pada 38 M atau 70 M. Pada awalnya dia adalah seorang yang menganut faham Farusyin yang sangat anti kepada ajaran Nabi Isa as. (Yesus). Saat Yesus menyebarkan ajaran Tauhidnya, Paulus termasuk penentang yang paling keras.
Paulus adalah kaki tangan penjajah Romawi untuk rakyat Palestina. Paulus sebenarnya tidak mengenal Yesus walaupun dia sezaman dan sangat memusuhinya. Bahkan dia tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dia hanya tahu tentang Yesus dari para muridnya yang dikenal dengan Al-Hawariyyun yang saat itu juga sangat dimusuhi olehnya.
Ketika Yesus sudah tidak ada, Paulus mendapat tugas membasmi dan menangkap pengikut-pengikut Yesus yang lari ke Damsyik. Namun ketika dia pulang ke Palestina, dia tidak kembali kepada pemerintah Romawi yang menugaskannya, dia malah pergi ke tempat-tempat beribadat penganut Nashrani (Kristen) dan memperlihatkan dirinya telah menganut Nashrani.
Disaat dia ditanya oleh kaum Nashrani “kenapa tuan datang ke tempat ini, padahal tuan membenci pengajaran yang kami anut?”. Dia pun mengarang cerita untuk menjawabnya dan meyakinkan kaum Nashrani dengan khayalannya tersebut “Ketika aku berada di Damsyik pada tengah hari, aku melihat dari langit cahaya yang memancar, aku pun gemetar. Kemudian terdengar suara dari langit ‘Wahai Saul (Paulus), apa sebabnya engkau menganiaya aku? Engkau melawan murid-muridku, sebenarnya akulah yang engkau aniaya!’ lalu aku menyahut ‘Siapakah engkau ini?’ maka terdengarlah olehku sabda Tuhan ‘Akulah Yesus yang telah engkau aniaya itu. Sulitlah bagimu untuk menghindarkan dosa’ maka aku akan segera kembali dari Damsyik dengan sadar dan bertaubat, dan terus ke tempat ini ikut bersamamu”. Pada awalnya, penganut Nashrani tidaklah percaya kepadanya. Tetapi akibat kepandaian Paulus dalam hal berbicara dan bergaul, akhirnya banyak juga yang percaya padanya.
Sejak itu Paulus giat belajar agama Nashrani sampai faham betul dan mengerti. Ia pun menjadi seorang yang dikenal sebagai mubaligh Nashrani. Ia mendakwahkannya sampai ke negeri jauh seperti Antighia dan negeri-negeri lain yang tidak tersentuh agama Yahudi, dan akhirnya sampai ke Roma.
Ajaran Paulus
Perjanjian Baru telah menjadi saksi bisu atas kedustaan Paulus Sang Pendusta. Dalam surat Paulus untuk Jemaat Korintus yang kedua ia menulis :
"Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya." (2 Korintus 12:16)
Tak hanya itu, dengan kedustaan yang dibuat Paulus, Alkitab menjadi penuh dengan
kontardiksi dan mencerminkan bahwa wahyu Allah tak berpendirian.
Bagaimana tidak? Dua ajaran terangkum lengkap dalam Alkitab. Ajaran Yesus yang bersumber dari Allah dan ajaran Paulus disisi lain.
Berikut kutipan kontradiksi antara ajaran Yesus dengan Paulus :
1. Hukum Taurot
a. Yesus tidak membatalkan hukum Taurot
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)
b. Paulus mengutuk Taurot
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat.(Galatia 2:16)
2. Wajibnya sunat
a. Disunat pada hari kedelapan dari usia sesuai perintah Tuhan
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12)
Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku." (Kejadian 17:14)
b. Paulus tidak mewajibkan sunat
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)
3. Dosa waris
a. Yesus tidak mengajarkan dosa waris
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)
b. Paulus mengajarkan dosa waris
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)
4. Hal peribadatan
a. Yesus mengajarkan berpuasa, berwudhu dan sujud
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39)
b. Sementara Paulus mengajarkan bernyanyi
Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
Pengaruhnya hingga sekarang
Dunia Barat yang saat itu diwakili oleh kekuasaan Imperium Romawi yang berpusat di Roma, dalam sejarahnya tidak memiliki seorang pun nabi. Karena faktanya para nabi semuanya berasal dari timur. Karena itulah saat Paulus menyebarkan ajarannya kepada orang-orang Roma, mereka dengan senang menyambutnya dan menjadikan Paulus sebagai nabinya orang Barat.
Perpindahan Paulus menjadi pengikut Yesus menjadi sebuah titik penting yang tidak bisa dipisahkan dalam sejarah agama Kristen. Konsep-konsep teologi Paulus menyebabkan agama ini mudah diterima dari berbagai kalangan. Paulus telah melakukan perubahan-perubahan besar dalam ajaran Yesus sehingga ajaran Kristen yang pada awalnya bersifat Tauhid berubah menjadi condong kepada kemusyrikan. Disinilah letak peran Paulus dalam membentuk akidah kaum Nashrani yang selama ini kita kenal dan menyebabkan agama Kristen sesungguhnya dibangun oleh Paulus, bukan Yesus Kristus.
Konsep yang dibangun olehnya adalah konsep Trinitas atau tiga Tuhan yang diadopsi dari konsep kepercayaan kepada Dewa-dewi dalam agama pagan. Konsep Trinitas itu adalah Yesus sebagai Tuhan anak, Allah adalah Tuhan bapak, juga Ruhul Kudus di sisi lain. Faham ini tentunya menjadi senjata ampuh oleh Paulus untuk mendoktrin orang-orang yang beragama pagan agar pindah kepada agamanya.
Perubahan konsep ketuhan oleh Paulus telah membuat kaum barat dengan Romawi-nya hijrah besar-besaran dari agama pagan ke dalam agama Kristen. Disebabkan mereka sejak awal beragama pagan yang menganut faham Trinitas, maka mereka dengan sangat mudah dapat menerima ajaran tersebut dengan faham yang sama yakni Trinitas. Selanjutnya Paulus menyebut ajaran yang dibawanya dengan nama Katholica yang berarti ‘Agama untuk umum’. Dalam literatur bahasa Indonesia disebut Katolik.